LIA AZIZAH
Senin, 15 September 2014
Selasa, 02 September 2014
SABAR wajib SADAR
SABAR wajib SADAR
banyak orang sabar namun tak sadar akan keadaannya, bilangnya sabar mungkin ini ujian akhirnya pasrah deh... gag sadar banyak orang yang salah siapa, mungkiin harus introspeksi diri kali ya, nah jika sahabat ingin tetap jadi insan (Jiaahhh mulai dalem nich) yang tegar dan gag rapuh di pandang orang kuat menahan semua terpaan yang ada di dunia ini entah itu karena banyak PR di sekolah, banyak tugas di Kampus atau pekerjaan di Kantor, sahabat semua gag harus sabar aja nich tetapi juga harus sadar emang itu tanggungjawab dan yakin aja itu akan membuat kita jadi insan yang bisa lebih bermanfaat.
Enak lah jadi orang yang selalu dibutuhkan orang lain, hidup ini jadi lebih bahagia dengan kesadaran yang dimiliki pasti akan membuat kita akan selalu memperbaiki diri dan gag mungkin namanya malas akan menghimbat jauh-jauh deh ...........
satu kata "Selamat Datang Sukses !!!! Good Bye Malas .... "
Kesadaran bisa dimualai dari diri sendiri, banyak tantangan memang namun jika niat untuk menjadi lebih baik biasanya Allah akan ikut campur di dalamnya.
banyak orang sabar namun tak sadar akan keadaannya, bilangnya sabar mungkin ini ujian akhirnya pasrah deh... gag sadar banyak orang yang salah siapa, mungkiin harus introspeksi diri kali ya, nah jika sahabat ingin tetap jadi insan (Jiaahhh mulai dalem nich) yang tegar dan gag rapuh di pandang orang kuat menahan semua terpaan yang ada di dunia ini entah itu karena banyak PR di sekolah, banyak tugas di Kampus atau pekerjaan di Kantor, sahabat semua gag harus sabar aja nich tetapi juga harus sadar emang itu tanggungjawab dan yakin aja itu akan membuat kita jadi insan yang bisa lebih bermanfaat.
Enak lah jadi orang yang selalu dibutuhkan orang lain, hidup ini jadi lebih bahagia dengan kesadaran yang dimiliki pasti akan membuat kita akan selalu memperbaiki diri dan gag mungkin namanya malas akan menghimbat jauh-jauh deh ...........
satu kata "Selamat Datang Sukses !!!! Good Bye Malas .... "
Kesadaran bisa dimualai dari diri sendiri, banyak tantangan memang namun jika niat untuk menjadi lebih baik biasanya Allah akan ikut campur di dalamnya.
Selasa, 14 Januari 2014
Masyarakat Madani
JUDUL
: KONSEP DAN CIRI – CIRI
MASYARAKAT MADANI
( CIVIL
SOCIETY )
NAMA
: LIA WASILATUL AZIZAH
NIM
: 13020009
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah masyarakat madani dan masyarakat sipil ( civil society ) yang kita kenal saat ini
dianggap memiliki kesamaan istilah dan penyebutannya, namun memiliki karakter
dan peran yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Menurut Quraish Shihab, masyarakat
Muslim awal disebut umat terbaik karena sifat-sifat yang menghiasi diri mereka,
yaitu tidak bosan-bosan menyeru kepada hal-hal yang dianggap baik oleh
masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah (al-ma’ruf) dan
mencegah kemungkaran. Selanjutnya Shihab menjelaskan, kaum Muslim awal menjadi “khairu ummah” karena mereka
menjalankan amar ma’ruf sejalan dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya. (Quraish
Shihab, 2000, vol.2: 185).Agar terciptanya masyarakat madani di Indonesia kita
bisa meneladani sikap kaum Muslimin awal yang mampu hidup seimbang antara
kebutuhan dunia dan kebutuhan akhirat, maka kebangkitan Islam akan segera
terwujud.
Untuk pertama kalinya istilah
‘masyarakat madani’ dimunculkan oleh Anwar Ibrahim ( mantan Wakil Perdana
Menteri Malaysia). Menurut ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosial
yang subur berdasarkan prinsip – prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Ciri – ciri masyarakat
madani yang khas : kemajemukan budaya ( multicultural ), hubungan timbal balik (reprocity), dan sikap saling memahami
dan menghargai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Masyarakat adalah kumpulan individu yang menjalin kehidupan bersama sebagai
satu kesatuan yang besar yang saling membutuhkan, memiliki ciri – ciri yang
sama sebagai kelompok.
Masyarakat madani ( Civil Society ): masyarakat yang mampu hidup berdampingan dalam keanekaragaman
yang beradab dan beretika moral berdasar pada agama ( nilai ketuhanan )
Keyword : Ciri – Ciri, Masyarakat, Masyarakat
Madani.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Masyarakat Madani
Kata “madani”
berasal dari kata Madinah, yaitu sebuah kota di Arab Saudi yang dijadikan tempat
hijrah Nabi Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata “madaniyah” yang berarti
peradaban, sehingga masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab yang
berdasarkan dari nilai agama (Ketuhanan).
Sedangkan masyarakat sipil ( civil
society ) merupakan masyarakat yang beretika moral universal tidak berdasar
pada nilai ketuhanan.
Dawan
Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban
yang mengacu pada nilai – nilai kebijaksanaan bersama. Dasar utama masyarakat
madani adalah persatuan di tengah kemajemukan yang ada, toleransi antar
individu/kelompok sehingga mampu meredam konflik dan hidup dalam suatu
persaudaraan.
Menurut
Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan pr-demokrasi,
karena ia juga mengacu pada pembentukan masyarakat berkualitas dan ber-tamadun ( civility ).
Menurut
cendekiawan muslim Nurcholish Madjid, makna masyarakat madani berasal dari kata
civility, yang mengandung makna toleransi, kesediaa pribadi – pribadi
untuk menerima berbagai macam pandangan politik dan tingkah laku sosial.
2.
Konsep dan Ciri
– Ciri Masyarakat Madani
Konsep masyarakat madani adalah
sebuah gagasan yang menggambarkan masyarakat beradab yang mengacu pada
nila-inilai kebajikan dengan mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip
interaksi sosial yang kondusif bagi penciptaan tatanan demokratis dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Masyarakat
madani tidak muncul dengan sendirinya. Ia membutuhkan unsur – unsur sosial yang
menjadi prasyarat terwujudnya tatanan masyarakat madani. Faktor – faktor
tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi karakter khas
masyarakat madani. Beberapa unsur pokok yang harus dimiliki oleh masyarakat
madani adalah wilayah publik yang bebas (free
public sphere ), demokrasi, toleransi, kemajemukan ( pluralism ), keadilan sosial ( social
justice ), partisipasi sosial dan supremasi hukum.
1.
Wilayah
Publik yang Bebas
Free public sphere adalah ruang publik yang bebas
sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di wilayah ruang
publik ini semua warga negara memiliki
posisi dan hak yang sama untuk mengemukaakan pendapat tentang sosial dan
politik tanpa ada rasa takut dan terancam oleh kekuatan – kekuatan di luar civil society. Sebagai prasyarat mutlak
lahirnya civil society yang
ssungguhnya, ketiadaan faktor ini dapat menjadi suasana tidak bebas di mana
negara mengontrol warga negara dalam menyalurkan pandangan sosial politiknya.
Menurut Arent
dan Habermas, ruang publik dapat diartikan sebagai wilayah bebas di mana semua
warga negara memiliki akses penuh dalam kegiatan.
2.
Demokrasi
Merupakan
prasyarat murni bagi keberadaan civil
society. Demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang bersumber dan
dilakukan oleh, dari dan untuk warga negara. Untuk menumbuhkan demokratisasi
dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan,
dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain
dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud
melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi :
1.
Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM )
2.
Pers
yang bebas
3.
Supremasi
hukum
4.
Perguruan
Tinggi
5.
Partai
politik
3.
Toleransi
Toleransi
adalah suatu sikap individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan
menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
Menurut
padangan Nucholish Madjid, toleransi mengacu pada persoalan ajaran dan
kewajiban melaksanakan ajaran itu. Dalam perspektif ini , toleransi bukan sekedar
tuntutan sosial masyarakat majemuk belaka, tetapi sudah menjadi bagian penting
dari pelaksanaa ajaran moral agama.
Azyumardi Azra,
menyatakan bahwa kerangka menciptakan kehidupan yang berkualitas dan
berkeadaban ( tammadun / civility), masyarakat madani (civil society ) menghajatkan sikap – sikap toleransi, yakni
kesediaan individu – individu untuk menerima beragam perbedaan pandangan
politik di kalangan bangsa.
4.
Pluralisme
Kemajemukan
atau pluralisme adalah mengakui keberagaman yang ada disekitar, tetapi harus
disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai
sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai Positif bagi kehidupan
masyarakat. Karena berbeda itu indah.
5.
Keadilan
Sosial
Keadilan
sosial adalah adanya kesamaan dan pemerataan dalam pembagian hak dan kewajiban
sebagai warga negara Indonesia yang mencakup bidang sosial, politik,
kesejahteraan, pengetahuan dan kesempatan. Dengan kata lain tidak ada salah
satu pihak/kelompok tertentu yang memonopoli suatu kekayaan negara, kekayaan
negara dapat dimanfaatkan secara maksimal dan di rasakan oleh semua pihak.
Dengan begitu kesejahteraan warga negara Indonesia akan terjamin.
6. Partisipasi
sosial
Masyarakat
Indonesia memiliki kedewasaan dan kemandirian dalam berpolitik dengan tidak
adanya intervensi dari pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga
terwujud masyarakat yang bersih sesuai dengan hati nurani masing – masing.
7. Supremasi
hukum.
Upaya
untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan
secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang
sama tanpa kecuali.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
·
Masyarakat madani merupakan masyarakat yang
sudah mengenal peradaban dengan menitik beratkan pada etika moral yang berasal
dari agama (ketuhanan).
·
Ciri – ciri masyarakat madani adalah
adanya wilayah publik yang bebas ( free public sphere), demokrasi, toleransi,
kemajemukan ( pluralism), keadilan sosial,
partisipasi sosial dan supremasi hukum.
·
Kebangkitan Islam mampu terwujud jika
bangsa Indonesia mampu merubah masyarakat sipil ( civil Society ) menjadi masyarakat madani.
B.
KATA
PENUTUP
Dengan adanya makalah ini diharapkan
pembaca mampu mewujudkan masyarakat madani di Indonesia dengan menjalankan
syari’at – syari’at Islam dengan baik, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, dan melakukan suatu tindakan yang bernilai dengan demikian mampu memperbaiki
kehidupan bangsa ini secara perlahan.
DAFTAR RUJUKAN
Azra,
Azyumardi, 1999. Menuju Masyarakat
Madani, cetakan ke-1, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Madjid,
Nurcholish, 2000. “Asas-asas Pluralisme dan Toleransi dalam Masyarakat Madani”,
dalam makalah Lokakarya Islam dan Pemberdayaa Civil Society di Indonesia, kerjasama IRIS Bandung – PPIM Jakarta –
The Asia Foundation.
Rahardjo,
M. Dawam, 1999. Masyarakat Madani : Agama, Kelas Menengah, dan Perubahan Sosial, cetakan ke-1, Jakarta : LP3ES.
Rozak,
Abdul dan A. Ubaedillah, ( Penyunting ), 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, cetakan ke-3,
Jakarta : Prenada Media Group.
Jaya,
Muhardi,2013. Makalah Masyarakat Madani, http://fixguy.wordpress.com/makalah-masyarakat-madani/. diakses pada tanggal 03 Januari 2014)
_______,2013. Mengidentifikasi ciri – ciri masyarakat,
(http://muhardijaya46.blogspot.com/2013/08/mengidentifikasi-ciri-ciri-masyarakat.html.
diakses pada tanggal 03 Januari 2014)
_______,2013.Pengertian Masyarakat Madani,
( http://informasilive.blogspot.com/2013/04/pengertian-masyarakat-madani.html,
di akses pada tanggal 03 Januari 2014 )
Langganan:
Postingan (Atom)